ABSTRAKSkripsi ini bertujuan untuk menguji teori efisiensi pasar modal di Indonesia pada
tingkat semistrong-form, dengan menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan
atau internal perusahaan yaitu rasio book-to-market, rasio dividend-price, rasio
dividend-payout, rasio earning-price, rasio cash flow-price, variabel
makroekonomi yaitu inflasi, serta faktor dari pasar modal yaitu market risk
premium, terhadap excess return dari 45 perusahaan di Indonesia yang tergabung
dalam indeks LQ45, dengan membagi dua periode penelitian yaitu periode 2006-
2011 sebagai in-sample period serta periode 2012-2014 sebagai out-of-sample
period. Dengan menggunakan analisis regresi FQGLS, secara umum, ditemukan
bahwa prediktor-prediktor secara statistik signifikan dapat mempengaruhi excess
return. Uji in-sample menunjukkan bahwa kekuatan prediktor heterogen, bersifat
spesifik terhadap karakteristik perusahaan. Selanjutnya, uji out-sample
menunjukkan bahwa akurasi prediksi juga bersifat heterogen, dimana akurasi
model prediksi untuk beberapa saham kuat sampai akhir periode out-of-sample, dan
beberapa saham lagi tidak bisa diprediksi, dimana nilai excess return regresi dengan
aktual memiliki perbedaan yang besar. Secara khusus, terdapat indikasi bahwa
pasar modal di Indonesia belum efisien pada tingkat semistrong, namun pada
jangka panjang, akurasi prediktabilitas semakin lemah sehingga pasar bergerak ke
arah efisien pada long-run.
ABSTRACTThis study tests the efficient market hypothesis in Indonesia at semistrong-form, by
examining the impact of company specific or internal factors such as book-tomarket
ratio, dividend-price ratio, dividend-payout ratio, earning-price ratio, and
cash flow-price ratio, macroeconomic variable which is inflation, and market
factors which is the market risk premium, on the excess return from 45 companies
listed in LQ45 of Indonesian Stock Exchange Market, by dividing the research into
two periods which is year 2006-2011 as the in-sample period, and year 2012-2014
as the out-of-sample period. Using FQGLS regression, the results show that these
predictors are statistically significant affecting excess return. In-sample test shows
that the power of these predictors to explain excess return is heterogeneous.
Furthermore, out-of-sample test shows that the prediction accuracy is also
heterogeneous, that there are strong accuracies in some firms until the end of the
out-sample period, and there are weak accuracies that the value between actual
excess return with predictive excess return are clearly different. In particular, there
is an indication that Indonesia stock market is not fully efficient at semistrong level,
but for the long run, the prediction accuracies become weaker and the market move
to be efficient.