ABSTRACTPerilaku tidak etis umum terjadi di berbagai situasi dan bisa menimbulkan
kerugian secara material dan hilangnya kepercayaan masyarakat. Untuk
mengontrol perilaku tidak etis biasanya digunakan risiko tertangkap secara
eksplisit. Penelitian ini dilakukan selain untuk melihat efek kehadiran risiko
eksplisit tertangkap terhadap perilaku tidak etis (Gamliel & Peers, 2013)
tetapi juga memasukkan variabel kategorisasi pada pemeliharaan diri positif
sebagai moderator (Mazar, Amir, Ariely, 2008a; 2008b). Partisipan adalah
anak SMA di Jakarta sejumlah 130 orang. Desain penelitian ini adalah 2x2
ANOVA between group post test only. Hasilnya risiko eksplisit tertangkap
tidak memberi efek pada perilaku tidak etis (p = 0.104). Kategorisasi pada
pemeliharaan konsep diri positif memberikan efek secara signifikan pada
perilaku tidak etis (p = 0.001). Kemudian, tidak ada efek interaksi antara
risiko eksplisit tertangkap dengan kategorisasi terhadap perilaku tidak etis
(p = 0.063).
ABSTRACTUnethical behavior happens in every situation on our daily life and might
creates monetary loss and lost of goodwill. Explicit risk of getting caught is
usually applied to control unethical behavior. This research was conducted not
only to understand the effect of risk of getting caught toward unethical behavior
(Gamliel & Peers, 2013) but also to understand categorization on maintenance
of positive self-concept effect (Mazar, Amir, Ariely, 2008a; 2008b) as a
moderator between this interaction. There was 130 highschool students in
Jakarta as our participants. The results shows that risk of getting caught doesn?t
affect unethical behavior (p = 0.104). Categorization on maintenance of positive
self-concept is affecting unethical behavior significantly (p = 0.001). Yet there
are no interaction effect of risk of getting caught and categorization toward
unethical behavior (p = 0.063).