Risiko SRHR perempuan semakin besar dengan keterbatasan akses air dan pangan dalam perubahan iklim. Kerentanan perempuan tinggi di tengah maskulinitas kebijakan pengurangan risiko perubahan iklim yang minim partisipasi perempuan dan kelompok rentan. Situasi problematik mendorong perempuan beradaptasi menanggung lebih banyak beban. Hasil studi kasus di kabupaten Jepara dan Banyumas menunjukkan bahwa pengarusutamaan gender belum masuk dalam kebijakan lingkungan dan perubahan iklim. Dalam banyak kasus, perempuan semakin termaginalkan dalam konsep-konsep pembangunan yang jauh dari target yang hendak diraih dalam SDG Post-2015.