ABSTRAK Di tengah zaman modern yang ditandai oleh kemanjuan pesat bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu pengetahuan cenderung dipisahkan dari permasalahan etis-praksis manusia. Para pemikir filsafat, yang berpuncak pada positivisme, mengklaim pengetahuan yang murni sebagai pengetahuan yang bebas nilai (bebas kepentingan). Jurgen Habermas, lewat Teori Kritis (kritik pengetahuan dan kritik ideologi bereaksi terhadap paham bebas kepentingan ilmu pengetahuan ini. Menurutnya pandangan positiv ini justru menghasilkan positivasi pikiran manusia yang berimplikasikan pada praksis hidup manusia, seperti dominasi teknolgi, alienasi, manipulasi, dan ketidakadilan sosial. Karena itu Habernas, lewat Teori Kritis, dengan gigih mencari hal sebaliknya yakni pertautan antara teori pengetahuan dengan praksis dan kepentingan hidup manusia.