ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa paparan mengenai tren perubahan usia pernikahan dapat mempengaruhi desakan menikah yang dirasakan oleh individu dewasa muda. Pada penelitian ini, tren perubahan usia pernikahan dihadirkan dalam bentuk teks berita yang dibagi kedalam dua jenis, yaitu yang menyatakan bahwa usia pernikahan di Indonesia semakin naik, dan yang lainnya menyatakan bahwa usia pernikahan di Indonesia semakin turun. Kemudian, desakan menikah diukur dengan menggunakan Skala Desakan Menikah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain 2 x 1 randomized factorial design, between-subjects. Partisipan dari penelitian ini adalah 87 dewasa muda (20-40 tahun) yang belum menikah, memiliki keinginan untuk menikah, heteroseksual, berdomisili di Jabodetabek, dan minimal sedang duduk di perguruan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor desakan menikah antara partisipan yang membaca berita tentang penurunan usia pernikahan dengan partisipan yang membaca berita tentang kenaikan usia pernikahan. Meskipun demikian, ditemukan bahwa individu yang membaca berita bahwa orang Indonesia menikah pada umur yang semakin muda daripada sebelumnya, menunjukkan tingkat ketertarikan yang lebih besar untuk menikah di usia muda dibandingkan dengan individu yang membaca berita bahwa orang Indonesia menikah pada umur yang semakin tua daripada sebelumnya.
ABSTRACTThis study aims to show that exposure to changing trend in marriage age could affect one?s feeling of mate urgency. In this study, changes in marriage age trend was presented in a form of news excerpt which were varied in two ways with one states that marriage age in Indonesia is increasing while the other states that marriage age in Indonesia is decreasing. Subsequently, mate urgency was measured using Skala Desakan Menikah. This study is an experimental research with 2 x 1 randomized factorial design, between-subjects. Participants were 87 young adults (aged 20-40), never married, having in intention to get married in the future, heterosexual, domicile in Jabodetabek, and at least currently undergoing in college. The result shows no significant difference in mate urgency between participants who read about the decrease in marriage age compared to those who read about the increase in marriage age. Nevertheless, this study also found that those who read that Indonesians are marrying in younger age than before shows greater interest to marry in relatively young age compared to those who read that Indonesians are marrying in older age than before.