Pendidikan yang berbasis pada budaya lokal dengan berbagai kearifan akan lebih baik untuk membentuk watak dan mengembangkan potensi diri daripada pendidikan yang bersumber dari budaya di luar peserta didik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menginventarisasi, orientasi dan interpretasi kearifan lokal yang hidup pada masyarakat dan budaya Sunda. Tempat penelitian berada di lima lokasi komunitas adat di Jawa Barat yaitu Desa Pangandaran, Kampung Kuta, Kampung Naga, Ciptagelar dan Kanekes. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah bahwa: Setiap masyarakat adat pada kebudayaan Sunda memiliki bentuk kearifan lokal yang sangat signifikan dalam memitigasi bencana. Pada umumnya masyarakat adat sudah menyadari bahwa jika lingkungan rusak maka akan ditimpa benccana, walaupun cara pemeliharaannya melalui mitos dan aturan adat. Hasil penelitian berupa interpretasi kearifan lokal yaitu ada tiga yaitu (1) Bangunan Rumah Bambu; (2) Tata Ruang & Zonasi Penggunaan Lahan dalam Skala Mikro; (3) Pengelolaan Lahan Secara Ramah Lingkungan. Rekomendasi penelitian ini adalah bahwa kearifan lokal sangat layak dijadikan bahan ajar di sekolah dengan berbagai bentuknya baik berupa narasi, cerita, maupun komik.