ABSTRAKKota Ambon merupakan salah satu kota yang pernah dilanda konflik agama beberapa
tahun yang silam (1999-2004). Meskipun kini telah dinyatakan aman dan kondusif, namun
terlihat bekas konflik masih terasa, terutama di ruang bermukim masyarakat yang sudah terpola
sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing sejak konflik dahulu hingga kini. Hal ini
pada akhirnya turut berdampak pada keberadaan ruang kota (ruang publik) yang semakin
menurun kualitas lingkungannya.
Segregrasi yang terjadi di dalam kawasan bermukim pada akhirnya menurunkan kualitas
ruang kota. Ruang kota yang dapat menjadi ruang publik yang digunakan oleh masyarakat
sebagai bagian dari publik pun tidak tercapai dengan baik. Desain dihadirkan sebagai mediator di
antara kedua pihak yang terpisah dalam pola bermukim ini. Perancangan dengan menggunakan
konsep Shared Space diharapkan akan dapat mengembalikan harmoni ruang kota dengan
menghadirkan desain ruang yang menjadi mediasi atau jembatan dengan tujuan untuk menjadi
pemersatu keragaman etnis dan agama di dalam ruang publik di kota Ambon. Konsep shared
space akan menampilkan kembali integritas dan keseimbangan serta ‘sense of place’ dalam
kawasan pusat kota terkususnya ruang publik, dan mengembalikan identitas Ambon pasca
konflik agar menjadi ruang ruang kebersamaan antar komunitas dengan culture oriented dan
berlandaskan kearifan lokal ikatan persaudaraan Pela-Gandong.
ABSTRACTAmbon city is one of the city that has been hit by religious conflict many years ago
(1999-2004). Although it has now been declared safe and conducive, but it appears that the
conflict is still felt, especially in communities living space (residences) that has been patterned
in accordance with their religious beliefs since the conflict a few years ago until now. Therefore,
it affects the existence of the urban space (public space), this causes a decreased quality of the
city environment.
Segregation that occurred in the area of residences in the end make the quality of urban
space has decreased significantly. Urban space should be a public space that is used by the
community as part of the public was not achieved well. In this thesis, the design presented as a
mediator between the two parties separated in this living space. Design by using the concept of
Shared Space is expected to be able to restore the harmony of urban space which can be a
mediation or a bridge with the aim to unite ethnic and religious diversity in the public space in
the city of Ambon. The concept of Shared Space will bring back integrity and balance as well as
the 'sense of place' in the downtown area especially public space, and returns the identity of the
city of Ambon in the post-conflict period, in order to become a space of togetherness among
communities with culture-oriented and based on local wisdom, which is the bond of Pela-
Gandong.