ABSTRAKPenelitian ini membahas penggunaan ungkapan serapah Betawi yang terdapat
dalam karya sastra prosa berupa novel Si Dul Anak Jakarta, novel Nyai Dasima,
kumpulan cerpen Gambang Jakarte, dan kumpulan cerpen Terang Bulan Terang di
Kali: Cerita Keliling Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan
ungkapan serapah Betawi berdasarkan klasifikasi kategori, klasifikasi referen,
unsur komunikasi bahasa, dan segi sosiolinguistik, khususnya dari segi bahasa dan
etnis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ungkapan serapah Betawi yang
digunakan dalam karya sastra prosa dapat menjadi gambaran atau representasi dari
penggunaan ungkapan serapah oleh masyarakat Betawi dalam kehidupan seharihari.
Ungkapan serapah Betawi merefleksikan hal-hal yang berkenaan dengan
aspek bahasa dan budaya Betawi.
ABSTRACTThis study discusses the use of Betawi cursing expressions in the prose
belleslettres consist of Si Dul Anak Jakarta novel, Nyai Dasima novel, Gambang
Jakarte short stories collection, and Terang Bulan Terang di Kali: Cerita Keliling
Jakarta short stories collection. The objective of this study is to explain Betawi
cursing expression based on category classification, reference classification,
language communication substance, and sociolinguistics aspect, especially from
language and ethnicity aspects. Finally, the result of this study indicates that
Betawi cursing expressions that used in the prose belleslettres can be the picture
or representative of the use of Betawi cursing expressions in their daily life.
Betawi cursing expressions reflect the matters related to Betawi language and
cultural aspects.