Angka Kematian Perinatal (AKP) merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa. Hal ini dikarenakan kematian perinatal menyumbang angka yang cukup tinggi terhadap Angka Kematian Bayi (AKB). Di Indonesia, tidak terjadi penurunan AKP dalam sepuluh tahun terakhir (2002-2012).
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi potong lintang. Penelitian menggunakan data sekunder SDKI 2012 dengan teknik penarikan sampel cluster sampling tiga tahap. Sampel yang diambil berjumlah 15.430 responden dengan 1.420 responden mengalami kematian perinatal dan 14.010 responden lahir hidup dan tidak mengalami kematian neonatal dini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan, umur, paritas, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, prematur, berat bayi, IMD, dan kunjungan antenatal ibu dengan kematian perinatal. Komplikasi persalinan merupakan faktor risiko yang paling tinggi dalam menyebabkan kematian perinatal.
Perinatal Mortality Rate (PMR) is one of the indicators that can be used in assessing health status of a nation. This is because perinatal mortality is quite high contributed to Infant Mortality Rate (IMR). In Indonesia, there is no deriving of PMR in last ten years (2002-2012). The design used in this research was cross sectional study. This research used secondary data of IDHS 2012 with three stage cluster sampling technique. Samples taken were 15.340 respondents with 1.420 respondents experiencing perinatal death and 14.010 respondents were born alive and did not experience early neonatal death. The results showed that there is association between maternal education, age, parity, pregnancy complication, delivery complication, premature, birth weight, early initiation of breastfeeding, and frequency of antenatal visits with perinatal mortality. Delivery complication is the highest risk factor in affecting perinatal mortality.