Ruang terbuka hijau atau RTH, sebagai upaya pelestarian alain dan lingkungan, ineiniliki manfaat sosial dan ekologi yang dapat meningkatkan kualitas hidup inanusia. Di samping itu, pelabuhan penyeberangan penumpang merupakan Salah satu bagian penting dari perkotaan sebagai gerbang dan simpul transportasi kota. Namun, fasilitas publik tersebut tidak mengoptimalkan pelestarian alam dan lingkungan dalain rnengeinbangkan lingkung bangunnya. Dengan Studi kasus Pelabuhan Muara Angke, penelitian sederhana ini rnengulas pentingnya RTH beserta faktor-faktor pendukungnya dalarn meinperoleh pengalainan keruangan pada pelabuhan penyeberangan sebagai wang terbuka sekaligus ruang publik dengan perhatian alam dan lingkungan. Penyediaan RTH pada pelabuhan penyeberangan nieningkatkan kualitas lingkungan yang kemudian nieningkatkan kualitas hidup penghuninya juga, yaitu penduduk lokal, penumpang atau pengunjung dan pekerja pelabuhan.
Green open space or RTH, as the natural and environmental preservation, cultivates ecological and social benefits that can improve the quality of human life. Next to it, crossing harbor for passengers is one of many important parts of the urban life as the city gate and transportation nodes. However, those public facilities are not optimizing natural and environmental conservations in developing their built environments. With Pelabuhan Muara Angke as the case, this simple study reviews the importance of RTH along with the supporting factors in gaining the spatial experience in the crossing harbor as a public open space with nature and environmental concern. The provision of RTH in the crossing harbor improves environmental quality and eventually improving the quality of life of the occupants; local residents, commuters, visitors and harbor workers.