Meningkatnya angka tawuran pelajar hingga tahun 2012 membuat perlunya kita memperhatikan kembali permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia. Secara idealnya, pendidikan dapat memberikan nilai-nilai mengenai integrasi. Tetapi, secara faktanya fenomena tawuran pelajar ini menunjukan adanya disintegrasi di masyarakat terutama di kalangan pelajar.
Penelitian ini mencoba melihat hubungan sebab akibat yang membuat seorang pelajar cenderung melakukan tawuran. Pelajar di dalam penelitian ini difokuskan kepada pelajar SMP dengan metode kuantitatif.
Berdasarkan hasil yang telah diidentifikasikan, ternyata konsep seperti Academic Performance, Kepemilikan Peer Group Deviance, Aktivitas Solidaritas Konflik, dan Sosialisasi Pendidikan Moral memiliki peran didalam hubungannya dengan tawuran pelajar. Permasalahan mengenai prestis dan power di kalangan pelajar sendiri juga menjadi aspek yang signifikan di dalam menjelaskan fenomena ini.
The rate of tawuran pelajar (mass student brawl) is increase until 2012. So, we need give an attention for the education problem in Indonesia. Ideally, education can gives values about integration. But, in fact with this phenomena show us there?s disintegration in society especially in student.
This research try to understand causallaw relationship that made a student dispose to do tawuran pelajar. This research has focus on junior high school student with quantitative method.
This research found that some concepts like Academic Performance, Deviance Peer Group Ownership, Conflict Solidarity Activity, and Moral Education Socialization have role on this phenomenon. Prestige and Power issue among student is become significant aspect to explain this phenomena too.