Setiap orang diharapkan dapat berprestasi sesuai dengan potensi atau kapasitas kemampuannya. Bila prestasi seseorang di bawah potensi yang dimilikinya maka perlu ditelaah mengapa hal ini terjadi. Berbagai pendekatan teoretis dapat digunakan untuk
menjelaskan hal ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori atribusi karena dengan memahami atribusi seseorang akan dapat menjelaskan mengapa ia tidak berprestasi dengan baik Penelitian ini juga melihat gaya pengasuhan sebagai faktor yang diduga memiliki kaitan yang erat dengan pembentukan gaya atribusi seseorang.
Adapun yang dimaksud dengan atribusi adalah penyimpulan tentang penyebab suatu peristiwa (Deaux, Dane, & Wrightsrnaxg 1993), dan dalam kaitannya dengan prestasi, atribusi adalah keyakinan seseorang tentang penyebab keberhasilan atau kegagalannya. Penulis menggunakan model teori atribusi dari Weiner (1979, dalam Fiske & Taylor, 1991) yang mendasarkan model atribusinya pada tiga dimensi bebas, yaitn:dimensi lokus (internal-ekstemal), dimensi stabilitas (stabil-tidak stabil), dan dimensi kontrol (terkontrol-tidak terkontrol). Seseorang dalam menilai penyebab keberhasilan atau kegagalannya merupakan kombinasi dari ketiga dimensi tersebut, dan seseorang juga dapat memiliki kecenderungan untuk menggunakan dimensi-dimensi tertentu saja dalam meyakini penyebab keberhasilan dan kegagalannya (disebut gaya atribusi). Gaya atribusi seseorang dapat bersifat adaptif atau ma1adaptif Untuk gaya pengasuhan, penulis mengambil gaya pengasuhan dari Baunnind (1966; 1967; 1971; 1973, dalam Berns,1997) yaitu otoritatif, otoritarian, dan permisif.
Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif subyek penelitian adalah mahasiswa dari 9 Fakultas yang ada di Universitas Indonesia (UI) yang memiliki prestasi akademik baik dan kurang baik. .Jumlah subyek 249, teknik pengambilan sampel incidental sampling, alat ukur penelitian adalah skala gaya pengasuhan dan gaya atribusi, metode analisis menggunakan teknik analisis statistik Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki gaya atribusi keberhasilan adaptif ternyata prestasi akademiknya lebih baik daripada mahasiswa yang memiliki gaya atribusi keberhasilan maladaptif Juga diketahui bahwa mahasiswa yang diasuh secara otoritatif gaya atribusi keberhasilannya lebih adaptif dibandingkan dengan mahasiswa yang diasuh secara permisif.Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi orangtua dan pembimbing akademik untuk membantu mahasiswa membentuk gaya atribusi yang adaptif.