ABSTRAKPenelitian 1ni dilandasi pemikiran bahwa proses
pengajaran merupakan tahapan panting dari seluruh kegiatan
pendidikan di sakolah. Pengalaman yang diperoleh siswa
selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah sangat membekas pada diri siswa. Keadaan tersebut dapat dilihat pada perubahan kognitif, keterampilan maupun sikapnya.
Penelitian ini bertujuan mengkaji dampak pengajaran
pendekatan CBSA pada kemandirian, kreativitas dan prestasi
belajar siswa. Peneliti melakukan pembandingan antara
sekolah dasar negeri yang menyelenggarakan pengajaran
pendekatan CBSA baik dengan sekolah dasar negeri yang
menyelenggarakan pengajaran pendekatan CBSA kurang baik.
Hasil studi perbandingan tersebut menemukan adanya perbedaan
pada kemandirian, kreativitas dan prestasi belajar siswa
sebagai dampak dari proses pangajaran pendekatan CBSA yang
diikutinya. Sasaran penelitian ini adalah guru dan siswa
kelas V sekolah dasar negeri di Kota Administratif Mataram, catur wulan ke 3, tahun ajaran 1990/1991. Mengapa penelitian ini dilakukan di tingkat sekolah dasar? Alasan penulis adalah (1) Sekolah dasar merupakan dasar pendidikan atau sebagai fondasi pendidikan tingkat berikutnya dengan diketahui kelebihan atau kekurangan proses pengajaran yang
dipraktekkan di sekolah dasar kita dapat mengambil manfaat
untuk membuat rencana proses pengembangan atau penyempurnaan
pelaksanaan pengajaran di tingkat sekolah dasar tersebut.
(2) Sekolah dasar negeri di Kota Administratif Mataram
marupakan sekolah dasar replikasi pengajaran pendekatan CBSA
pertama setelah sekolah dasar uji coba di Kabupaten Cianjur.
Sejak replikasi tahun 1985 sampai sekarang belum pernah
diadakan penelitian secara sistematis untuk melihat dampak
prgses pengajaran tersebut pada perubahan kemandirian,
kreatlvitas maupun prestasi belajar siswa, karena itu
paneliti tertarik untuk meneliti masalah ini.
Berdasarkan kajian teori diajukan lima hipotesis untuk
diuji kebenarannya dengan data empiris yang diperoleh dari
lapangan. Hasil penelitian menemukan bahwa:
1. Tingkat kemandirian kalompok siswa yang diajar Qieh guru
yang menerapkan pengajaran pendekatan CBSA baik lebih
tinggi dibandingkan dengan tingkat kemandirian kelompok
Siswa yang diajar oleh guru yang menerapkan pengajaran
pendekatan CBSA kurang baik.
2. Kreativitas kelompok siswa yang diajar oleh guru yang
manerapkan pengajaran pendekatan CBSA baik lebih tinggi
dibandingkan dengan kreativitas kelompok Siswa yang
diajar oleh guru yang menerapkan pengajaran pendekatan
CBSA kurang baik.
3. Prestasi belajar kelompok siswa yang diajar oleh guru
yang menarapkan pengajaran pendekatan CBSA baik lebih
tinggi dibandingkan prestasi belajar kelompok siswa yang
diajar oleh guru yang menerapkan pengajaran pendekatan
CBSA`kurang baik.
4. Korelasi antara kemandirian dengan kreativitas siswa
signifikan positif.
5. Korelasi antara kreativitas dengan prestasi belajar siswa
signifikan positif.
Berdasarkan hasil temuan tersebut di atas diajukan
beberapa saran: 1) Guru perlu mamberi kesempatan kepada
siswa untuk berpartisipasi lebih banyak dalam aktivitas
perencanaan program pengajaran dan proses helajar-mengajar
di kelas. 2) Guru perlu merumuskan tujuan pengajaran yang
lebih bervariasi (tidak hanya sampai tujuan kognitif tingkat
pengetahuan - tetapi yang lebih tinggi dari itu - sintesis,
analisis atau bahkan sampai evaluasi) dan sekaligus menyusun
alat evaluasinya untuk keperluan mengukur tercapai atau
tidak tercapainya tinjuan pengajaran tersebut. 3) Perlu
penelitian lebih lanjut dengan mengambil sampel lebih banyak
dan dengan menggunakan metoda pengumpulan data yang lebih
bervariasi agar hasilnya lebih bagus. 4) Pengambil kebijakan
pendidikan dasar di Nusa Tenggara Barat dapat memanfaatkan
hasil penelitian ini untuk keperluan penyempurnaan proses
pengajaran pendekatan CBSA di sekolah dasar.