Konsep cakrawala kota (skyline ) telah muncul dalam dunia arsitektur sejak akhir abad ke-19. Saat ini kota-kota di Asia, seperti Dubai, Singapura dan Hong Kong berlomba-lomba membangun pencakar langit dengan tujuan untuk menampilkan citra maju melalui cakrawala kotanya dan mempromosikannya sebagai objek wisata. Skripsi ini membahas bagaimana sebuah kota membentuk cakrawala kotanya sehingga dapat menghasilkan citra kota yang kemudian menjadi magnet bagi kegiatan bisnis dan pariwisata di kota tersebut. Metode yang digunakan adalah studi literatur, ditambah dengan pengamatan langsung pada dua lokasi studi kasus. Hasilnya adalah, bahwa cakrawala kota yang bercitra maju dapat menjadi magnet bagi wisatawan dan dari segi bisnis, dapat meningkatkan kebanggaan atau gengsi dari sebuah perusahaan.
Skylines of cities have become a concept in architecture since the late 19th century. Recently, many cities in Asia, such as Dubai, Singapore, and Hong Kong are trying to build many skyscrapers subject to the modern image which can be promoted as tourism activity magnet. This thesis discusses how each city shaping their skylines so they can produce city images that are visually attractive for business and tourism. The research methods used are literature study and direct observation in two cities. The result suggests that the modern image of city skyline could be an attraction for tourists and also favourable for business location, since it could increase the pride or prestige of a company.