Industri di Indonesia masih menggunakan pengukuran kinerja tradisional yang hanya menilai kinerja perusahaan dari aspek finansial untuk mengukur keberhasilan mereka. Padahal dewasa ini fokus kepada aspek finansial sudah tidak lagi memadai mengingat aspek ini hanya menceritakan kondisi industri masa lampau dan hanya dapat digunakan untuk tujuan jangka pendek saja. Untuk itulah maka Roberst S. Kaplan (1996) dalam bukunya menawarkan sebuah metode yang dinamakan Balanced Scorecard, yang mengukur kinerja perusahaan berdasarkan 4 perspektif yaitu: 1) Perspektif Finansial, 2) Perspektif Pelanggan 3). Perspektif Proses Bisnis Internal 4). Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran.
Permasalahan timbul ketita organisasi dihadapkan kepada bagaimana memilih indikator yang sesuai dengan perusahaan dengan tetap menggunakan kerangka Balanced Scorecard. dari sekian alternatif indikator tentu hanya beberapa saja yang perlu diprioritaskan dan dipilih oleh organisasi dalam memandu mereka mencapai tujuan organisasi.
Dalam penelitian ini, telah dirancang sebuah metode yang dapat membantu perusahaan dalam memilih indikator yang diperlukan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam 4 perspektif Balanced Scorecard, sehingga indikator yang dipilih sungguh-sungguh dengan efektif dan efisien, dapat mengarahkan perusahaan menuju ke pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan.