Pasca penerimaan Constitutional Treaty dan Lisbon Treaty, saat ini sulit untuk
menghindari terminologi "krisis" ketika melihat situasi proses integrasi Eropa. Krisis ini
berkaitan dengan setiap proses yang tumbuh dan berkembang. Tulisan ini hendak
memaparkan penyebab krisis dan mencoba membedakan antara krisis dan manajemen krisis.
Jurang pernisah antara warga dan proyek-proyek Eropa sudah sering dijabarkan.
Kenyataannya, generasi yang kemudian menjadi penentu kebijakan dan pendukung proyek-
proyek Eropa bukan lagi generasi yang berpengalaman secara personal dalam proses pra
integrasi Eropa. Argumen-argumen baru harus dibentuk untuk meyakinkan warga Eropa.
Hilangnya batas-batas dalam kehidupan sehari-hari diterima sebagai sesuatu yang alami,
tanpa menyadari bahwa itu adalah akhir dari jalan yang panjang dan sulit, yang juga
menuntut perubahan paradigma dalam mentalitas kolektif.