Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang menitikberatkan pada peran perempuan di sektor pertanian. Sumber data yang digunakan adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009 untuk analisis kuantitatif, sedangkan untuk analisis kualitatif, digunakan data primer dari hasil wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus (FGD) yang dilaksanakan di Kabupaten Sukabumi.
Hasil analisis inferensial dengan menggunakan model regresi logistik biner diperoleh bahwa secara umum, penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk miskin adalah mereka yang berjenis kelamin perempuan, berpendidikan SD kebawah, memiliki jam kerja di bawah 35 jam (setengah penganggur), berumur 15-24 tahun, berstatus belum pernah menikah, bukan kepala rumah tangga, bertempat tinggal di perkotaan. Sedangkan hasil analisis kualitatif menunjukkan masih kentalnya pola pikir tradisional membuat mereka terperangkap dalam kemiskinan. Hal ini terlihat dari kecilnya semangat untuk berubah dan beranggapan bahwa bekerja di pertanian merupakan takdir mereka.
This study uses quantitative and qualitative approaches that focuses on the role of women in the agricultural sector. Source data used in this study is National Sosio Economic Survey called SUSENAS year 2009 for quantitative analysis, while for qualitative analysis, data used in this study is primary data from in-depth interviews and focus group discussions (FGD) conducted in Sukabumi Regency. The results of inferential analysis using binary logistic regression model found that in general, people who work in the agricultural sector and have a greater tendency for being poor are those who are female, with education elementary school or below, having work hours below 35 hours (under employment), 15-24 years old, never married, not head of household and residing in urban areas. While the results of qualitative analysis shows that traditional mindset makes them trapped in poverty. This is shown from their little enthusiasm to change (develop) and believe that working in agriculture is their fate.