ABSTRAKBali sebagai Iatar cerita telah muncul scjak Iama. Setidaknya I Nyoman Pandji Tisna
melalui sejumlah karyanya, antara lain Ni Rawit Ceii Penjual Orang dan I Swasra
Serahun di Bedahulu, telah rnemanfaatkan Bali sebagaj lata: cerita. Selepas pezang,
khususnya pada tahun 1980-an, Putu Wijaya juga memanfaatkan Bali scbagai latar
dalam karyanya yang beljudul Bila Malam Bertambah Malam. Dalam perkembangan
kemudian, sejumlah penulis yang berasal dari Bali juga melahirkan karya-karya yang
menjadikan Bali sebagai latar dan tcma cerita. Salah seorang penulis Bali yang
menampilkan Bali sebagai Iatay dan permasalahan adalah Oka Rusmini. Bali yang dari
pandangan orang Iuar terkesan teratur dan hannonis, di mata Oka Rusmini, temyata
mcnyimpan masalah. Salah satu masalah yang membalut kehidupan masyarakat Bali
adalah kedudukan perempuan, khususnya perempuan dari kalangan brahmana, dalam
kaitannya dengan perkawinan. Lewat dua novelnyaz Tarian Bumi dan Kenanga Oka
Rusmini mengungkapkan kehidupan para perempuan brahmana di tengah-tengah pranata
yang berpihak pada Iaki-laki. Dalam konteks itu, melihat bagaimana tema im
diungkapkan Oka Rusmini mclalui kedua karyanya tentu méiupakan studi yang rnenarik.
Penelitian ini mcrupakan usaha dari seorang pcmbaca non-Bali untuk mengkaji karya
tentang Bali yang ditulis oleh omng Bali. Fokus kajian dipusatkan pada aspek tematik
Yhrian Bumi dan Kenanga. Persoalan apa yang diusung kedua novel itu dan bagaimana
persoalan itu diungkapkan lewat penggambaran tokoh-tokoh cerita, khususnya tokoh-
tokoh perempuan, itulah yang dikaii dalam penelitian ini. Dari analisis terhadap kedua
karya itu diperoleh kesimpulan bahwa melalui Tarian Bumi dan Kenanga Oka telah (1)
membeberkan sisi gelap kchidupan para brahmana; dan (2) menunjukkan bagaimana
pranata sosial di Bali, khususnya yang menyangkut masalah perkawinan, telah menindas
dan rnerugikan perempuan, khususnya perempuan dari kalangan brahmana.