ABSTRAKTenaga kerja produktif merupakan tingkat terendah dalam jenjang kekaryawanan suatu
perusahaan, namun mereka memegang peranan yang tidak kecil dalam kelangsungan usaha
industri. Secara nasional, tenaga keija produktif pada sektor Industrl digolongkan sebagal
penerima upah rendah dan dipandang dari sudut sosiologi, mereka dikategorikan dalam
golongan berpenghasilan rendah. Jika dipandang dari teori kebutuhan manusia, tenaga kega
produktif masih berusaha memenuhi kebutuhan fisiknya, mengingat pendapatan mereka lebih
sedikit dibandingkan kebutuhan hidupnya. Berkaitan dengan kebutuhan hidup, tidak jarang
tegadi pemogokan kerja oleh para tenaga kerja produktif yang kaitannya jelas pada
ketidakpuasan kerja karena ada kebutuhan hidup mereka yang belum terpenuhi. Kebutuhan
hidup merupakan salah satu ha! yang paling menentukan motivasi kerja seseorang, Untuk
mengantisipasi kasus-kasus pemogokan kerja, kita perlu mengetahui motivasi kerja tenaga
pelaksana produktif serta penghayatan mereka atas pekerjaan yang mereka geluti.
Melaiui teori dua faktor dari Herzberg dapat diketahui motivasi kerja seseorang dengan
cara melihat kecenderungannya ke arah pemenuhan faktor motivator atau faktor hygiene.
Dengan arah kecenderungan pemenuhan faktor motivator berarti seseorang lebih
mengutamakan pencapaian kepuasan kerja sedangkan kecenderungan pemenuhan faktor
hygiene berarti seseorang sekedar menghindari ketidakpuasan kerja. Penghayatan atas suatu
pekerjaan dapat terlihat dari semangat kerja, kepercayaan diri serta gejala fisik yang dinilai
secara subyektif. Dari ketiga hal tersebut dapat terlihat gambaran kepuasan kerja seseorang.
Dalam penelitian Ini, peneliti menggunakan metode kuesioner yang terdiri dari dua macam
alat yaitu untuk mengetahui kecenderungan motivasi kerja dan untuk mengetahui gambaran
kepuasan kerja. Dengan kedua alat ini diharapkan dapat terllhat arah motivasi kerja tenaga kega
produktif sekaligus melihat proporsi tenaga kega produktif yang benar-benar merasakan
kepuasan kega atau yang tidak merasakannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kerja produktif di perusahaan X ternyata
cenderung berusaha untuk mencapai kepuasan kega. Mengenai gambaran kepuasan keganya,
tenaga kega produktif di perusahaan X ternyata hanya 4,60% yang tidak merasakan kepuasan
kega dan 5,74% yang merasakan kepuasan kega. Sebagian besar merasakan kepuasan kega
dalam taraf sedang. Di samping hasil tersebut Juga diperoleh hasil tambahan bahwa faktor-faktor
demografi seperti usia, pendidikan, masa kega, jenis kelamin mempengaruhi motivasi kega
serta gambaran kepuasan kerja tenaga kega produktif.
Hasil penelitian ini temyata bertolak belakang dengan asumsi awal bahwa tenaga kega
produktif dengan keadaannya yang serba minim seharusnya cenderung bermotivasi sekedar
menghindari ketidakpuasan kega saja. Untuk lebih mempetluas wawasan mengenai tenaga kega
produktif disarankan agar penelitian lebih lanjut juga menggunakan metode wawancara serta
meningkatkan jumlah subyek penelitian. Selain itu disarankan pula untuk melakukan penelitian
lebih lanjut terhadap tenaga kega produktif wanita.