UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Permainan dan Manusia : Suatu Telaah Filsafat Mengenai Homo Ludens Johan Huizinga

Suyono; Haryatmoko, supervisor; Toeti Herati Noerhadi, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001)

 Abstrak

Pada zaman batu masyarakat arkais suka bermain gembira dengan sebutan senyum arkais: Pada tahap paling awal masyarakatnya bermain dengan bebas. Manusia yang kelebihan energi cenderung untuk bermain dengan maksud rekreasi. Pengejawantahan untuk melakukan simbolisasi pada anak-anak, misalnya ada yang pura-pura menjadi ibu, menjadi pembeli, menjadi musuh, menjadi masinis dan berbagai ragam peran permainan sejenisnya. Manusia sebagai subyek adalah bebas untuk bermain. Faktanya manusia adalah makhluk yang tidak sempurna, jadi subyek itu adalah lemah. Kelemahan ini tampak di dalam cara pemahaman dan penafsiran sebuah teks kuno — yang mirip bayangan dalam cermin--- artinya tidak benar-benar tepat, penafsiran itu menggunakan bahasa yang spekulatif, walaupun penafsir sudah bersungguh-sunguh membenamkan-diri ke dalam obyek untuk proses penafsiran. Seni penafsiran adalah mirip dengan seni permainan. Apabila digolongkan kepada 'seni; maka tidak ada bahasa univokal. Menurut Anton Bakker menjadi bahaya, jikalau gaya pikiran univokal dipergunakan bagi manusia bahasa ilmiah yang paling analogal ialah bahasa ilmu-ilmu yang meneliti manusia, khususnya humaniora 145), maka dari itu Gadamer menjelaskan mengenai hermeneutika dengan bahasa analogi melalui kata-kata seperti seni, cermin, spekulasi dan erlebnis yang memakai metafora. Bahasa merupakan refleksi pengetahuan manusia. Seberapa jauh konsep permainan menjiwai perilaku kehidupan manusia yang temyata pada masyarakat purba, masyarakat modem dan masyarakat pasca modem jugs, bermain. Artinya politik adalah permainan, hukum adalah permainan, perang adalah permainan, kedokteran adalah permainan, rekayasa teknologi adalah permainan. Dengan demikian Everything is game, language is game, everything is hermeneutic'. Dan kalimat 'Segala sesuatu adalah permainan' berikut ini akan disajikan penalaran logika. Berpikir yang balk adalah berpikir yang logis dialektis yang taat pada penalaran sesuai realitas. Penjelmaan deduksi yang sempuma adalah silogisme. Dengan silogisme akan tampak hubungan Iogisnya. Silogisme yang dimaksudkan berbunyi sebagai berikut...

 File Digital: 1

Shelf
 T37446-Suyono.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T37446
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : x, 111 pages : illustration + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T37446 15-25-43166507 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20250839
Cover