Pemborosan atau ketidakefisienan dalam industri konstruksi di Indonesia merupakan masalah yang belum teratasi secara signifikan. Kendala yang sering terjadi adalah adanya in-effisiensi pada proses pelaksanaan proyek yang disebabkan oleh banyaknya aktivitas non value added atau sering disebut dengan pemborosan (waste) yang dapat merugikan perusahaan, seperti transportasi, menunggu, atau tenaga kerja yang menganggur.
Upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi pemborosan (waste) pada industri konstruksi sekaligus meningkatkan value adalah dengan mengadopsi teori produksi pada industri manufaktur yaitu Lean Production kepada industri konstruksi yang selanjutnya disebut Lean Construction (Konstruksi Ramping). Dengan metode VSM (Value Stream Map) memungkinkan waste teridentifikasi, sehingga dapat menghasilkan solusi yang tepat.
Inefficiency is the main thread in construction industry, specifically in Indonesia. It becomes a major issue that -until now-, remains unsolved. The problem occurs frequently is an inefficiency in the project implementation phase. This problem is generated by so many non-value-added activites usually named waste that definitely can reduce the profit. For examaple of waste is : transportation from one place to another place, waiting on the line, or even an idle labor. There are some efforts have done to reduce waste, at the same time to increase the value-added in construction industry. One of them is to adopt production theory, the famous one is to apply Lean Production. Later, it is called Lean Construction. To identify waste, there are several tools can be used, one of them is Value Stream Map. With Value Stream Map (VSM) it is easy to identify the waste, so at the end it is easy to find the proper solutions.