Hilangnya ciri khas kawasan Banten sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Banten dan kota Pelabuhan yang sangat maju dan sukses, telah membuat kawasan ini menjadi tidak produktif kembali. Tidak berkembangnya kawasan ini merupakan suatu permasalahan yang terintegrasi dengan citra dan fungsi kota yang terbentuk di kawasan Banten. Kemunduran kawasan pesisir Banten tidak lepas dari proses pembentukan dan perkembangan kota itu sendiri yang terdiri dari elemen-elemen pembentuknya. Elemen yang saling mendukung satu sama lain, dan kemudian membentuk suatu identitas atau ciri khas suatu kota.
Skripsi ini mencoba mengupas unsur pembentukan kota Banten di masa lalu hingga perkembangan kotanya saat ini melalui pendekatan studi literatur, historis dan lapangan guna mencari sebab mengapa banten tidak dapat bertahan dan bangkit seperti masa jayanya dahulu. Dimana kemudian ditemukan bahwa kemunduran ini akibat dari hilangnya fungsi dan citra kota Banten yang telah membuat elemen pembentuk dan perkembangan kota yang ada menjadi tidak berfungsi dengan baik.
Losing the city image of Banten as a center of government administration of the Sultanate of Banten and the highly developed port city, has made Banten become unproductive anymore. The stagnancy problem on this area is integrated with the image and function of the city that formed in Banten. The deterioration of Banten cannot be separated from the process of development, because the process of developing coastal city gave an identity or character to the city itself. This thesis is trying to analyze the forming elements of Banten in the past until today through various approaches to find out the reason why Banten cannot be survive and revive. At the end, writer discovered the problem happened resulting from the lost of the function and the city's image of Banten which caused it not being developed properly.