Aspal merupakan suatu sistem koloid antara aspalten sebaga1 fraks1 terdispersi dan malten sebagai ftaksi pendispersi. Sifat-sifat aspal sangat dipengaruhi oleh kesll!bilan sistem koloid ini. Jika fraksi aspalten terlalu banyak
maka aspal akan menjadi keras, sebaliknya jika fraksi malten yang berlebihan maka aspal akan menjadi lembek. ± Aspal propan yang dihasilkan dari unit propane deasphalting PERTAMINA UP IV Cilacap memiliki penetrasi 1 dmm (0 l mm). titik lembek 60.5 'C, dan dalctilitas 1.7 em. Ketiga sifat yang dimiliki ini belum memenuhi spesifikasi standar PERTAMINA. Aspal propan ini memiliki kadar malten yang sangal rendah, sehingga salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas aspal propan im adaJah dengan memnnbahkan fraksi malten kedalamnya, yaitu dengan memanfaatkan limbah pelumas bekas. Proses pencampuran pe!umas bekas dengan aspal propan dilakukan melalui empat tahap, yaitu preparasi aspal propan meliputi penimbangan dan pemanasan aspal hingga mencairpreparasi pehunas bekas yang meliputi pemanasan pelumas bekas untuk menghllangkan air. proses pencampuran, dan proses pengujian sampel yang meliputi pengujian penetrasi, titik lembek, dan daktilitas. Ditakukan tiga variasi, yaitu variasi komposisi pelumas bekas (5°/o - 20%wt), variasi waktu pengadukan (1, 2, dan 3 jam), dan variasi temperatur