Arsitektur dapat memiliki arti lebih dari sekedar bangunan tempat tinggal karena merupakan pengekspresian ruang-ruang simboiik dalam kehidupan. Terbentuknya arsitektur masyarakat ash dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang menj adi kannya memiliki karakteri sti k yang mudah dikenali, dari tahun ke tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan arsitektur vernakular, antara lain faktor bahan, konstruksi, iklim, lahan dan sosial budaya telah dipakai sebagai dasar tinjauan pada permukiman asli suku Sasak di Lombok. Hasil dari pengamatan yang telah dilakukan di permukiman ash suku Sasak di Lombok pads bulan Mei I997, memberikan gambaran bahwa permukiman suku Sasak memiliki ciri yang khas, mempunyai susunan yang teratur dan merupakan lingkungan tempat tinggal yang terdiri dari perulangan tiga bangunan utama. Cara pembangunannya berbeda dan unik karena menggunakan bahan-bahan alami berupa tanah, kotoran kerbau, kayu, bambu dan alang-slang. Masyarakat suku Sasak memiliki cara tersendiri dalam mengatur dan menggunakan permukiman mereka, karena mereka memiliki suatu model. Model terwujud membentuk karakteristik dalam pola permukimannya, berkaitan Brat dengan kebudayaan.