Salah satu bentuk perubahan dalam perkembangan Kota Jakarta yang dirasakan saat ini adalah perkembangan fisik kota ini. Dari suatu kota pelabuhan tradisional pada jaman Sunda Kelapa kemudian menjadi kota kolonial pada jaman Batavia dan hingga kini sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia. Dalam penulisan skripsi ini, tulisan didasari pada pembahasan beberapa pengertian yang berhubungan dengan judul yang diambil, seperti teori yang berhubungan dengan pola perkembangan suatu kota, pola-pola kota di dunia berikut gambar-gambarnya, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan suatu kota, pengamatan terhadap peta-peta Kota Jakarta serta perbandingan antara Kota Jakarta dan Kota Amsterdam. Dari pengamatan peta-peta ini, dapat diketahui bahwa awal Perkembangan fisik Kota Jakarta (Batavia) dimulai dari sisi timur Sungai Ciliwung, di mana Kota Jakarta (Batavia) waktu itu terbagi menjadi dua bagian yaitu di dalam tembok kota dan di luar tembok kota. Mulai tahun 1632 barulah terlihat Kota Batavia berkembang ke sisi barat Sungai Ciliwung sampai akhirnya kota terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Kota Bagian Timur (Oosterstad) di sisi Sungai Ciliwung; Kota Bagian Depan (Voorstad); di sebelah selatan Kota Bagian Timur ; dan Kota Bagian Barat (Westerslad) di sisi barat Sungai Ciliwung. Dari pengamatan terhadap perkembangan kotanya, terlihat bahwa Batavia merupakan kota yang direncanakan. Berdasarkan fungsi-fungsinya, Kota Batavia dapat dibagi menjadi empat kawasan, yaitu kawasan pusat kota, kawasan pemukiman, kawasan niaga, dan kawasan militer.