Tektonik berbicara mengenai penekanan aspek konstruksi sebagai hal yang hakiki dalam arsitektur. Material, detail, dan struktur merupakan unsur-unsur yang selalu hadir dalam bentuk-bentuk arsitektur yang dapat dilihat, disentuh, dan didengar manusia sehingga tektonik merupakan sebuah kepenuhan yang dapat dirasakan manusia dalam bangunan. Sebagai salah satu bentuk pemahaman manusia terhadap diri dan dunianya, arsitektur merupakan sistem makna. Sebagai sang penguasa, pengendali, dan pengatur, seorang arsitek adalah master builder yang berpotensi memberi penjelasa terhadap segala sesuatu yang dlbuat dan dibangunnya-menclptakan pemaknaanpemaknaan baru terhadap arsiteklur.
Begitu maraknya bentuk-bentuk dan aliran arsitektur yang beragam menjelang pasca gerakan modern menciptakan sebuah kondisi yang membuat banyak hal menjadi indah mempesona. Penilaian terhadap keindahan arsitektur yang sejati sering kali menjadi sulit sehingga timbul hasrat mempertanyakan konsep keindahan sejati yang selalu dipandang subjektif tersebut. Lalu bagaimana cara menuju kepada kebenaran dan kesejatian arsitektur tersebut ? Dan apakah hal ini akan membatasi kebebasan berekspresi dan bereksperimen itu ? Jadi bagaimana menjadi kreatif?.
Pengkajian ini merupakan usaha untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas. Untuk itu dalam kajian ini digunakan pendekatan fenomenologi dan pembelajaran filsafat sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih dalam terhadap arsitektur itu sendiri dan prakteknya. Kebenaran berarsitektur ialah aletheia, sebuah penyingkapan, yang akan menyatakan kesejatian arsitektur itu.