Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan perlu terus dikembangkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, demi tercapainya pemerataan fasilitas kesehatan di pedesaan & di perkotaan. Secara umum setiap rumah sakit mempunyai tujuan yang sama yaitu memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya, menyenangkan, efektif serta efisien tanpa melupakan kontinuitas & kelanjutan kehidupan rumah sakit.
Untuk mewujudkannya, dibutuhkan suatu perancangan rumah sakit yang baik & matang. Instalasi rawat inap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit memerlukan perhatian khusus dalam perancangannya, karena di tempat tersebutlah pasien menginap selama proses penyembuhan. Salah satu aspek penting dalam pembentukan kualitas kenyamanan thermal ruang rawat inap adalah faktor bangunan, seperti bukaan & material yang digunakan. Selain itu kondisi iklim & faktor manusia juga merupakan aspek-aspek yang tidak dapat dikesampingkan.
Ruang rawat inap yang menggunakan pengudaraan alami umumnya memakai metode ventilasi silang. Keefektifan metode ini salah satunya dipengaruhi oleh keberadaan bukaan pada ruang tersebut. Oleh karena itu, untuk memberikan kenyamanan thermal terbaik bagi pengguna ruang rawat inap, perlu dikaji sejauh mana pengaruh bukaan terhadap penciptaan kenyamanan thermal di dalam ruang. Permasalahan inilah yang menjadi titik tolak pembahasan selanjutnya dalam skripsi ini.