Monumen adalah salah satu elemen kota. Perencanaannya mempengaruhi kota secara keseluruhan dan kualitas visual dari kota. Monumen yang baik akan mempercantik wajah kota, sementara monumen yang diperlakukan tidak dengan semestinya akan memperburuk keadaan suatu kota, karena monumen juga hadir sebagai identitas suatu kota. Banyak monumen ada dalam kota namun tidak bermakna apapun bagi kota, atau paling jauh hanya berfungsi sebagai hiasan yang tersingkirkan dari dinamika kehidupan kota sehari-hari. Banyak yang terkait dalam masalah ini karena monumen seharusnya tidak pernah hanya menjadi elemen pelengkap, karena monumen didirikan untuk suatu maksud tertentu.
Esensi kota yang indah adalah kehidupan yang berlangsung di dalamnya. Interaksi yang terjadi antara elemen-elemen fisik kota dengan penduduk dan mobilitasnya. Sebuah monumen menjadi bermakna bagi kota apabila ia dapat berinteraksi dengan penduduk kota sehingga dapat diapresiasi dengan baik.
Teori mengenai monumen, seni, kota serta kesatuan antara ketiga hal tersebut adalah titik tolak untuk pada akhirnya diperoleh pemahaman mengenai monumen sebagai seni dalam kota. Dari berbagai teori dan studi kasus, ternyata keberadaan monumen sebagai seni dalam kota tidak selalu berhasil, tergantung dari perlakuan yang diberikan kota tersebut pada masing-masing monumen.
Perlu lebih dari sekedar fisik monumen yang indah untuk dapat menghadirkan seni dalam kota. Agar dapat diapresiasi dengan baik, perlu adanya pembenahan kota, menempatkan monumen-monumen sesuai dengan tempatnya, selain itu masyarakat harus terlebih dahulu memperoleh pendidikan publik mengenai monumen-monumen tersebut sesuai dengan latar belakang sejarah yang membentuknya.
Hasilnya adalah kualitas kehidupan kota yang lebih baik, yang memberikan kota sebuah nilai tambah, manfaat dan kenikmatan bagi penduduk kota.