Karena perkembangan jiwanya, anak-anak membutuhkan bermain, baik ia sehat maupun sakit. “Children of all age and all degrees of physical ability and dlsabillly need the opportunity to play" (Olds, 1987: 106). Bagi anak sakit, bermain merupakan penyalur emosi-emosi dan ketegangan dalam dirinya. Kegiatan bermain sebenarnya merupakan terapi penyembuhan untuk pasien anak.
Hilangnya ataupun berkurangnya stress pada anak sakit mempengaruhi sistem tubuh, dimana dengan perasaan (psikis) yang membaik pada pasien, menyebabkan tubuh mereka menjadi mudah untuk cepat sembuh.
Dengan terpenuhinya kebutuhan bermain, anak sakit dapat menerima keadaan dirinya dan lingkungan rumah sakit sebagai pengalaman yang baru baginya. Hal tersebut akan berdampak positif dalam proses kesembuhan sakit meraka.
Peran arsitek dalam hal ini adalah bagaimana menciptakan lingkungan fisik rumah sakit yang dapat mendukung proses kesembuhan pasian anak. Sehingga arsitek perlu untuk memperhatikan kebutuhan psikologis anak sakit, yang pada akhirnya mempengaruhi desain lingkungan fisik rumah sakit untuk anak.