ABSTRAKPerbandingan penukar kalor shell and tube dengan penukar kalor plate dilakukan
untuk mengetahui keuntungan dan kerugian masing-masing alat penukar kalor tersebut
pada kondisi tertentu. Dengan mengetahui keuntungan dan kerugian alat penukar kalor,
pemilihan tipe alat penukar kalor pada suatu kondisi operasi , dapat lebih mudah
dilakukan.
Data untuk perbandingan, merupakan data operasi untuk penukar kalor plate.
Data tersebut kemudian digunakan untuk merencanakan penukar kalor shell and tube
dengan bantuan program Transfer Research Institute (HTRI).
Dari pengolahan data, didapatkan perbandingan koefisien perpindahan kalor,
angka Reynolds, faktor pengotoran, penurunan tekanan, ukuran dan berat, kuantitas
fluida, kebocoran, fleksibilitas operasi, perawatan dan konstruksi. Koefisien perpindahan
kalor pada penukar kalor plate lebih besar dibanding penukar kalor shell and tube, yang
berarti, unjuk keija termal alat penukar kalor plate lebih baik. Angka Reynolds pada
penukar kalor shell and tube lebih tinggi dibanding alat penukar kalor plate. Faktor
pengotoran lebih besar pada penukar kalor shell and tube, sedangkan penurunan tekanan
lebih besar pada penukar kalor plate. Ukuran dan berat, serta kuantitas fluida lebih besar
pada penukar kalor shell and tube. Kebocoran tube pada penukar kalor shell and tube
sukar dideteksi, sedangkan kebocoran pada penukar kalor plate adalah keluar alat
penukar kalor, sehingga langsung diketahui. Beban kalor pada penukar kalor plate dapat
disesuaikan dengan merubah jumlah pelat (lebih fleksibel), dan perawatan lebih mudah
karena pelat dapat dilepas untuk pembersihan. Konstruksi penukar kalor shell and tube
memungkinkan teijadinya vibrasi, sedangkan pada penukar kalor plate kemungkinan
tersebut kecil sekali. Pada kondisi ini,secara garis besar penukar kalor plate lebih efektif,
namun, dalam pemilihan harus dipertimbangkan juga faktor-faktor lain, misalnya biaya
modal dan biaya operasi.