Setiap kali dilakukan perubahan tarif air minum PDAM Jaya oleh pemerintah, seringkali diiringi oleh berbagai keluhan dan protes dari masyarakat pelanggan air minum PDAM Jaya. Perubahan tarif air minum ini diidentikkan dengan kenaikan tarif yang cenderung dianggap kurang realistis. Tujuan skripsi ini adalah untuk melakukan analisa terhadap penetapan tarif air minum yang realistis pada PDAM Jaya tahun 1994. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan buku-buku dari berbagai sumber, wawancara dengan berbagai pihak yang berwenang dalam tubuh PDAM Jaya, observasi langsung terhadap kegiatan operasional PDAM Jaya, studi terhadap dokumen-dokumen yang dimiliki PDAM Jaya serta survey yang dilakukan dengan mengambil sejumlah sample dari pengguna air minum non-PDAM Jaya. Ternyata tarif air minum PDAM Jaya ini sangat dipengaruhi oleh tingkat UFW (Kebocoran) dan PUF (Plant Utilization Factor) yang masih sangat tinggi. Alternatif termurah untuk memperoleh air bersih saat ini adalah dengan menggunakan pompa listrik, dan yang termahal dengan pembelian air mineral. Pihak masyarakat sendiri ternyata sangat awam dan kurang memperhitungkan soal harga perolehan air bersih mereka per meter kubiknya, terbukti dengan beraneka ragamnya harga perolehan air bersih yang mereka miliki dan banyaknya masyarakat yang tidak dapat menyatakan berapa rupiah tarif air minum PDAM Jaya per meter kubik yang mereka harapkan. Mereka hanya dapat menilai mutu air minum PDAM Jaya, yang saat ini rata-rata dari mereka menilainya masih dalam kondisi yang jauh dari memadai. Bagi PDAM Jaya sendiri, masih banyak kesempatan untuk dapat memperbaiki opini dari masyarakat ini, yaitu dengan memperbaiki kondisi PDAM Jaya itu sendiri hingga akhirnya dapat bersaing dengan sumber-sumber air bersih masyarakat lainnya.