Pada dasarnya fokus pembahasan dalam skripsi ini adalah mengenai pengaruh biaya variabel dan biaya overhead terhadap laba dua proyek terpilih, yaitu proyek Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) Kehutanaan dan proyek Biodiversity Kehutanan. Kedua proyek tersebut adalah milik pemerintah atau Departemen Kehutanan, dimana sering menghadapi masalah yang pemecahannya membutuhkan bantuan pemikiran dari orang-orang expert dan profesional dalam bidang tertentu yang dimiliki oleh perusahaan jasa konsultan. Perusahaan Jasa Konsultan dapat memberikan saran dan nasehat, memberikan jasa profesional yang memerlukan tenaga ahli, mengawasi perkembangan, dan mengajarkan serta memberikan training. Disamping itu, konsultan mempunyai peranan penting pada pelaksanaan transfer of technology yang pada dasawarsa 90-an telah dan akan terus berkembang, baik dalam bidang peralatan, sumber daya manusia, maupun tata cara administrasi yang lebih maju. Dalam mengahadapi kemajuan jaman pada era deregulasi dan globalisasi, perusahaan Jasa Konsultan Indonesia harus meningkatkan kredibilitasnya dalam menghadapi kendala-kendala eksternal, yang menuntut Konsultan Indonesia agar dapat bersaing secara efektif dan membuat manajer untuk berfikir secara ekonomis dan rasional. Disamping itu peran pemerintah dalam mengatur pengadaan jasa konsultan untuk pekerjaan standar yang tertuang pada Keppres 16/1994 akan mempengaruhi perkembangan laba perusahaan jasa konsultan. Untuk itu digunakan metode literatur untuk membahas secara teoritis perbandingan berbagai teori mengenai karakteristik perusahaan jasa dan organisasi profesi, disamping penelaahan aspek-aspek yang membedakan antara perusahaan jasa dan perusahaan produk manufaktur. Kemudian metode Ordinary Least Square (OLS) digunakan untuk menguji secara empiris tentang pengaruh variabel penerimaan proyek dengan variasi musimnya terhadap laba kedua proyek terpilih. Hal ini dilengkapi dengan analisa pengaruh biaya variabel dan biaya overhead terhadap laba proyek. Sebagai implikasinya, perusahaan jasa konsultan sering mengalami kelangkaan dana sehingga mengakibatkan pembayaran-pembayaran tertentu menjadi tertunda.