Ryamuk Aedes aegypti (Linnaeus) merupakan vektor
utama penyakit demam berdarah di Indonesia. Di Indonesia,
pemakaian diflubenzuron terhadap larva aegypti guna
pengendalian populasi nyamuk tersebut, masih dalam taraf
percobaan.
Dalam penelitian ini dilakukan perlakuan larutan diflubenzuron
0,01, 0,04, dan 0,07 ppm terhadap instar IIIIV
aeg7;rpti. Hasil penelitian diperoleh dengan cara
mengamati persentase dan waktu kematian larva yang diberi
perlakuan, pertiimbuhan larva pada kontrol, serta morfologi
larva yang mati akibat perlakuan dan larva yang normal.
Hasil penelitian menunjukkan, babwra: kematian 100%
larva aegypti tercepat terjadi pada larutan diflubenzuron
0,07 ppm pada hari kelima; pemaparan dengan larutan
diflubenzuron menyebabkan terjadinya hambatan pertumbuhan
dan kematian pada larva aegypti; terjadi kematian
sebanyak 27, 34, 40, dan 0 larva aeg?7'pti pada larutan
diflubenzuron 0,01, 0,04, 0,07, dan kontrol pada hari kelima.
Dari penelitan ini dapat dikemukakan, bahwa larva Ae.
aegypti peka terhadap larutan diflubenzuron 0,01, 0,04, dan
0,07 ppm di laboratorium.