Krisis kebudayaan Arab-Islam yang marak diperbincangkan pasca-Perang Enam Hari antara dunia Arab melawan Israel (1967) membuat para sarjana dan cendekiawan Arab semakin sibuk merevitalisasi makna tradisi. Kekalahan atas Israel yang didukung Barat bukan hanya dimaknai sebagai kekalahan politik, tetapi meluas menjadi persoalan kebudayaan. Bangsa Arab dirundung kekalahan dari modernitas Barat, dan saat itu mereka menjadi radar kembali atas ketertinggalan peradaban. Strategi dekonstruksi dan rekonstruksi tradisi menjadi polemik kebudayaan Arab.