Palembang sebagai salah satu skriptorium naskah-naskah Melayu mempunyai berbagai macam jenis naskah, mulai dari cerita penglipur lara, syair, naskah pustaka Islam, sastra sejarah, dan cerita wayang. Cerita wayang Palembang berkaitan erat dan mempunyai kesamaan dengan wayang purwa Jawa. Hal ini disebabkan meresap dan bercampurnya budaya Jawa dan budaya lokal Palembang. Salah satu cerita wayang Palembang yang berada di Jakarta adalah naskah MI. 508.
Naskah ini tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Setelah ditransliterasi, naskah ini berisi cerita tentang tokoh Raden Gandabardaya yang mencari ayah kandungnya, Arjuna. Cerita Raden Gandabardaya ini dapat dikategorikan sebagai cerita wayang yang tidak bersumber pada teks tertulis, tetapi pada lakon-lakon pertunjukan wayang. Penulis berasumsi bahwa cerita Raden Gandabardaya ditulis sesuai dengan pertunjukan cerita wayang Palembang yang dipentaskan.
Setelah dianalisis struktur cerita seperti tema, alur, amanat, dan kekhasan naskah. Hikayat Raden Gandabardaya (HRG) bertemakan pencarian seorang anak terhadap sosok ayah kandungnya. Alur yang membangun cerita HRG merupakan alur maju yang banyak terdapat lanturan cerita. Amanat yang terdapat dalam HRG adalah jangan menaruh dendam kepada orang lain, kasih sayang orang tua yang besar terhadap anak, dan kesetiaan seorang istri kepada suaminya. Kekhasan yang terdapat dalam HRG adalah adanya sejumlah kosa kata bahasa Melayu Palembang seperi ngerebut, ngiringkan, bahasa Jawa seperti gusti, kenes, lanang, dan gelar-gelar dari Palembang, seperti Kemas, Mas-agus, Tumenggung, Demang, dan Ngabehi.