Setiap bahasa mempunyai keunikan sendiri, pada aspek tertentu tingkat kompleksitasnya rendah bila dibandingkan dengan bahasa lain. Namun sebaliknya apa yang sederhana pada bahasa yang satu bisa saja menjadi rumit pada bahasa lainnya. Bagi orang asing yang mempelajari bahasa Indonesia, mungkin sistim penambahan imbuhan pada verba BI merupakan hal yang sukar, begitu juga sebaliknya para mahasiswa Indonesia yang mempelajari bahasa Belanda menemukan kesulitan untuk membedakan infinitif dari PV karena memang BI. tidak mempunyai sistim kala sehingga kedua unsur tersebut direpresentasikan lewat bentuk yang sama dalam BI. Hal inilah yang melatarbelakangi penyusunan skripsi ini. Adapun yang dimaksud dengan KI dalam skripsi ini adalah konstruksi yang di dalamnya terdapat unsur verba -seperti yang terdapat dalam kamus- yang berfungsi selain sebagai bentuk verba persona (PV). Selanjutnya konstruksi tersebut dibahas dari tiga aspek. Pertama dari segi sintaktis fungsi yang dapat ditempati dalam kalimat. Berikutnya dibahas keberadaan om pada KI itu apakah wajib, mana suka atau tidak bisa dipakai. Terakhir konstruksi ini dibahas dari hubungan internal yang terjadi antara PRO pada KI dengan anteseden yang terdapat pada kalimat matriks.