Penyebarluasan agama Kristen di Cina tidak cukup hanya didasari semangat misioner dari para misionarisnya, tetapi diperlukan Pula sarana penunjang lain berupa dana, organisasi yang baik dan kemampuan untuk mengatasi rintangan baik teknis maupun kultural. Aktivitas paling sulit yang dihadapi misionaris di Cina adalah bragaimana mengatasi rintangan teknis maupun kultural dalam penyabaran Agama Kristen di Cina. Sebab kenyataan menunjukkan kurangnya pemahaman para misionaris terhadap sejarah Cina, seringkali menimbulkan konflik antara misionaris dengan masyarakat Cina yang pada masa sekitar Perjanjian Tianjin dan Beijing ditunjukkan melalui penyebarluasan tulisan-tulisan yang memancing reaksi massa untuk melawan misionaris. Misionaris Katolik, khususnya dari Ordo Jesuit adalah misionaris asing pertama yang menyadari pentingnya pemahaman mengenai sejarah masa silam Cina untuk dapat berinteraksi dengan masyarakatnya. Sebab sejarah masa silam itu membentuk corak kehidupan masyarakat Cina yang khas akibat pengaruh filsafat, adat istiadat, kepercayaan mereka. Karena peran aktif Misionaris Jesuit untuk dapat beradaptasi dengan masyarat Cina dengan cara memahami kebudayaan Cina dan berusaha menjalin hubungan baik dengan para penguasa serta usaha mereka untuk menjembatani kebudayaan Barat dan Cina, maka mereka disebut Mediator Kebudayaan Barat dan Cina.