ABSTRAKLatar belakang: selama ini serebelum hanya dikenal scbagai organ yang
mengatur keseimbangan tubuh saja. Pendapat ini berubah dalam 2 dekade
terakhir, didasarkan peranan serebelum memodulasi kognitif. Fungsi kognitif
serebelum termasuk motor learning, didasarkan jaras kortikoserebelar yang telah dibuktikan dengan studi PET Sken. Berdasarkan PET Sken diketahui bahwa seseorang yang mahir di bidang eksakta memiliki hubungan jaras interkortikal yang lebih kompleks dibandingkan non eksakta. Belum ada baku emas untuk menilai kemampuan motor learning jenis adaptation.
Tajuan: Membandingkan skor awal, skor akhir, kenaikan skor permainan
Tetris pada hari pertama dibandingkan hari kelima serta mengetahui ada / tidak perbedaan kemampuan motor learning pada kelompok berdasarkan jurusan
eksakta dan non eksakta.
Metode: seratus sembilan puluh mahasiswa Universitas Negeri Jakarta,
terdiri dari 95 orang mahasiswa eksakta (jurusan matematika) dan non eksakta (jurusan bimbingan konseling) dengan jumlah yang sama dengan status generalis serta neurologi dalam batas nommal. Setelah dilakukan tes penyaringan spasial navigasi (Zig Zag Tuckling Task) dan termasuk kriteria naive player, bermain Tetris setiap hari selama 5 hari berturutan dinilai skor Tetris awal, akhir, dan perubahan skor.
Hasil: terdapat perbedaan bermakna antara skor Tetris awal dibandingkan
akhir p<0,001, demikian juga kelompok eksakta dibanding non eksakta dalam hal skor Tetris awal, akhir dan perubahan skor p<0,001.
Kesimpulan: kemampuan motor learning jenis adaptarion dipengaruhi
kemampuan dasar dan latihan. Terdapat hubungan kortikoserebelar yang lebih
baik pada kelompok eksakta dibandingkan non eksakta dengan alat ukur
permainan Tetris.